Thursday 10 December 2009

ANTISIPASI BANJIR DENGAN TEKNOLOGI SEDERHANA YANG BISA MENDATANGKAN PENGHASILAN DARI RUMAH

sumur di maja Proses penggalian di sekitar rumah

Konon katanya di negara kita sekarang musim sudah berubah, dulu di kita dikenal musim kemarau dan musim penghujan tapi sekarang telah berubah menjadi musim kemarau dan musim banjir. Bagi anda yang prihatin atas banjir ini, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi banjir terutama sekali banjir karena limpasan air hujan. Teknik ini bisa dilakukan dari rumah kita, bakan bisa jadi sebagai sumber penghasilan dari rumah.

Dulu kita mengenal teknik biopori, teknik ini efektif untuk genangan kecil dengan intensitas hujan rendah (dibawah 55mm). Maka bila hujan besar, tidak efektif lagi. Oleh karena itu kemudian dikenal dengan teknil lain berupa sumur resapan.

Filosofinya sama dengan biopori, hanya ukuran diameternya lebih lebar dan lebih dalam sehingga tampungannya lebih besar.  Dengan sumur resapan ini air hujan yang jatuh di sekitar rumah dapat ditampung di sumur dan meresap ke dalam tanah sehingga tidak dibuang  ke selokan. bahasa teknisnya adalah memperkecil koefesien runoff (C) dan memperbesar kapasitas infiltrasi.

Banjir yang sering terjadi karena hujan lokal dewasa ini karena semua air hujan terbuang masuk ke selokan dalam waktu yang bersamaan (lihat ilustrasi di bawah), maka si selokanpun tidak akan mampu menahan air yang segitu banyaknya, begitupun dengan sungi-sungai yang menampung air dari selokan. maka bila air dari rumah kita tertahan, air yang masuk ke selokan akan berkurang, bisa dibayangkan bisa semua orang di komplek kita bisa meresapka air hujan, tak ada air meluap dari selokan dan membanjir jalan-jalan di sekitar rumah kita. senang bukan?

hidrologi, banjir, sumur resapan ilustrasi zero delta q

Tidak perlu punya lahan luas, karena dengan lahan sempitpun bisa dibuat. Jangan bayangkan ini seperti sumur gali yang dalam, cukup bikin dangkal saja, satu atau dua meter (bisa digali sendiri kok, sehari kelar deh .. jadi gak mahal, tapi enaknya sih dibantuin 1orang lagi sih). Selain itu juga jangan dipusingkan dengan berbagai standar yang rumit seperti yang tertuang dalam SNI tentang Sumur Resapan yang dikeluarkan oleh Pusat Sumber Daya Air (Puslitbang Air) Bandung.

Toh setelah dipraktekan kita akan tahu sendiri karakter tanah di pekarangan kita dan tahu efektifitas kerja sumur kita dan juga apa yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan kerjanya. Ada berbagai  inovasi yang dilakukan agar lebih bermanfaat, misalnya memodifikasi sumur resapan ini untuk dijadikan tempat budidaya ikan.

Salah satu jenis ikan yang cocok adalah ikan lele. Budidaya ikan lele di kolam resapan  dianggap memenuhi syarat karena ia mudah hidup dalam kondisi air yang keruh dan berlumpur, mudah hidup dalam koloni besar dan tingkat kepadatan populasi tinggi dan cepat besar. Dalam satu sumur bisa masuk sampai lima kilo ikan lele. Ikan lele ini bisa dipanen secara berkala untuk dijual dan menambah penghasilan keluarga (untuk seukuran pecel lele cukup butuh waktu 120 hari) atau bisa juga dikonsumsi untuk pemenuhan gizi keluarga kalau anda doyan bisa masak pecel lele sendiri.

lantas bagaimana imbuhan air pada saat tidak hujan?

untuk menjaga keberadaan air di sumur resapan yang kita buat (agar si lele juga tetap hidup) kita bisa memanfaatkan air sisa penggunaan kebutuhan kita sehari-hari. akan lebih baik lagi kalau air limbah buangan dari rumah kita di olah dulu agar cukup bersih untuk dibuang, sumur resapan juga bisa dimanfaatkan untuk keprluan ini. Toh kita harus adil dan tidak mendzalimi alam, masak kita ngambil air yang bersih dari alam, tapi kita mengembalikan air kotor bahkan berbahaya ke alam?

untuk sket teknis sumur resapanya, insya Allah akan saya posting di kesempatan berikutnya.

Sebagai tips tambahan untuk memeprcantik dan tidak terkesan kumuh, sumur bisa ditutup dan diatasnya ditanami tanaman biar cantik dan juga aman dari anak-anak.

0 comments:

Popular Posts