Wednesday 9 December 2009

GEMERINCING KOIN KEADILAN DITABUH RAKYAT INDONESIA BUAT PRITA MULYASARI

 

image

ketika mulut hukum dibungkam

ketika rasa keadilan dilesakan pada nadir terendah

ketika suara-suara tak berdaya diberangus

ketika kedzoliman digembalakan

 

gemerincing koin keadilan

meminta jawab

 

Bukan masalah jumlah uang tentu saja, apalagi soal menang-kalah di palu kehakiman. Ini masalah keadilan yang dinjak-injak. Ini masalah keberpihakan pada yang besar secara kasat mata. sangat menohok. seperti meledakan petasan si telinga. seperti menusukkan jarum pada bola mata. Kalau kemudian rakyat Indonesia bersimpati pada apa yang menimpa Prita Mulyasari, ini lebih karena prita adalah aktualisasi masyarakat. Prita adalah jelmaan mereka sendiri, Prita adalah wujud bahkan wakil kebanyakan masyarakt Indonesia. maka ketika berbondong-bondong mereka berjuang buat Prita, sesungguhnya mereka sedang memperjuangkan keadilan buat mereka sendiri, buat rakyat indonesia.

Masih ingat kasus pertikaian antara polisi dan KPK? Tak banyak yang memihak polisi, bukan karena rakyat indonesia tahu persis KPK Benar dan Polisi salah. Tapi kebanyakan karena mereka TIDAK SUKA dengan POLISi. Mereka lebih mendukung KPK  karena mereka tidak simpatik dengan polisi, banyak kedzaliman yang diterima masyarakat akibat kelakuan polisi. Mulai dari yang ditilang, diperas, diancam, dipukuli sampai jadi korban salah tangkap polisi… di mata banyak masyarakat polisi sudah lebih jahat dari penjahat (semoga tulisan ini g dianggap mencemarkan nama baik dan saya dituntut 204 juta). Tentu tidak semua polisi berlaku seperti itu (biar dibilang tulisan ini seimbang dan tidak memihak hehehe), tapi gambaran seperti inilah yang mendesak otak masyarakat untuk tidak bersimpati.

Maka, sikap keras kepala Omni yang tidak mau melepaskan jerat hukumnya pada Prita dan malah menuntut ibu dengan anak masih kecil yang juga pekerja dan rumahnya pun ngontrak ini dengan uang berjumlah gila-gilaan tentu mendorong sosio psikologis massa untuk tidak bersimpati pada Rumah Sakit Omni Internasional, dan pada akhirnya mengalir dukungan yang demikian deras kepada Prita.

Seharusnya Pimpinan Rumah sakit ini sadar, dia tidak hanya sedang mendakwa Prita, tapi dia sedang memperadilkan kebanyakan warga masyarakat Indonesia. Karena Prita adalah kebanyakan dari Kita, warga biasa republik ini.

Coba deh ketik ‘rumah sakit omni’ di search engine. Hasilnya yang keuar adalah ratusan hujatan tentang rumah sakit ini, padahal mungkin dulu sebelum kasus ini mencuat yang ada hanyalah profile rumah sakit omni dengan berbagai tawaran fasilitasnya yang berkelas. Lalu salah siapa? tentu masyarakat akan balik bertanya: siapa yang demikian sombong karena uang? siapa yang demikian keras kepala karena bisa membeli jaksa dan hakim? Siapa yang demikian tamak dengan uang denda 204 juta?

Gemerincing uang recehan yang ditabuh jutaan rakyat Indonesa adalah jawabnya, adalah perlawanannya. Tidakkah kau dengar suaranya?

Info: untuk dukungan koin keadilan dan keterangan lebih lanjut bisa berkunjung ke http://koinkeadilan.com/

 

Flickr Tags: ,

0 comments:

Popular Posts