Wednesday 9 December 2009

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKROHIDRO PADA JARINGAN IRIGASI (UPAYA MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK)

I. PENDAHULUAN

Sumber air merupakan kekayaan alam yang yang dapat dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan manusia dapat dikembangkan untuk berbagai kegiatan seperti untuk kebutuhan ragawi manusia, irigasi, navigasi, perikanan, perlindungan lingkungan, pembangkit daya listrik, dan juga pariwisata. Sementara itu, eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya air akan berhubungan erat dengan bencana alam sehingga perlu adanya eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya air secara komprehensif yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari sumber daya air tersebut sekaligus mempertimbangkan seluruh tuntutan yang mucul dari sektor pemakai yang mempunyai sosial ekonomi yang berbeda dan juga memperhatikan sektor lingkungan terutama di daerah pedesaan.

Pembangunan perdesaan merupakan salah satu program Pembangunan Nasional yang dimulai sejak Pelita Pertama. Kegiatan pembangunan perdesaan pada mulanya hanya memberikan penekanan pada bidang pertanian, sekarang ini telah jauh berkembang hingga menjangkau bidang-bidang industri rumah, industri kecil, industri pertanian, pendidikan, kesehatan, keluarga berencana dan lingkungan hidup. Dengan semakin meningkat dan semakin meluasnya sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan perdesaan, semakin dirasakan perlunya meningkatkan prasarana dan sarana pembangunan, antara lain berupa penyediaan tenaga listrik.

Dalam rangka menunjang pembangunan perdesaan, pemanfaatan potensi listrik tenaga mikdrohidro di daerah perdesaan merupakan alternatif yang cukup tepat untuk mengatasi ketidaktersediaan energi listrik di daerah terpencil yang belum/sulit dijangkau oleh jaringan listrik PLN. PLTM termasuk rekayasa berskala kecil dengan teknologi tidak terlalu tinggi, sehingga cocok untuk diterapkan di daerah perdesaan.

Biaya pembangunan relatif tidak besar karena komponen-komponen bangunan dan peralatannya sebagian besar dapat dibuat atau diperoleh dengan mudah di dalam negeri. Pengoperasian dan pemeliharaannya mudah dengan biaya yang relatif sangat kecil.

Pembangkit Tenaga Minihidro sering memanfaatkan sungai – sungai kecil. Sungai kecil biasanya sungai yang memiliki area tangkapan kurang dari 500 km2 , bahkan di daerah – daerah tertentu juga memanfaatkan sungai dengan area tangkapan kurang dari 100 km2.

Pembangkit Tenaga Minihidro memiliki efek yang kecil terhadap lingkungan karena skalanya yang relative kecil dan lokasinya biasanya pada upstream. Efek – efek akibat dibangunnya PLTM terhadap lingkungan adalah Pecahnya arus akibat pembendungan, sluicing dan adanya konstruksi teknik.

Ada dua macam efek yang dapat ditimbulkan dari pembangunan Pembangkit tenaga minihidro yaitu efek posistif dimana hidro power menggunakan sumber energi non –polutan dimana pembangkit ini menggantikan pembangkit daya bertenaga bahan baker minyak dan mengurangi atau menekan biaya impor minyak. Di samping itu reservoir yang dibangun dapat memberikan pengaruh bagi kondisi kehidupan penduduk misalnya pasokan air menjadi terkendali, adanya control banjir, reservoir menyediakan tempat untuk pariwisata, tempat budidaya perikanan, dan meningkatkan konservasi air tanah.

Sedangkan efek negatif terjadi adalah pengaruh kehidupan masyarakat di hilir dimana air yang tertahan di reservoir akan menyebabkan perubahan sifat – sifat asli fisik sungai misalnya temperature, deoksidasi, dan lain – lain, serta mempengaruhi kehidupan akuatik yang sensitif. Perubahan rezim aliran juga dapat menyebabkan perubahan dasar sungai misalnya akan terjadi gerusan di hilir.

Pada daerah pedesaan sungai – sungai dimanfaatkan sebagai sumber air untuk irigasi. Ada kontradiktif antara pembangkitan daya listrik dan irigasi karena pengambilan air untuk irigasi tentunya akan mengurangi arus air yang sangat penting untuk pembangkitan daya. Akan tetapi, kita dapat menggunakan bangunan - bangunan terjunan sepanjang kanal untuk memperkuat arus atau dengan memanfaatkan air irigasi tersebut dengan mengalirkannya ke turbin baru kemudian air dialirkan ke saluran irigasi.

II. TUJUAN

Tujuan dari penerapan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk menunjang pembangunan pedesaan melalui peningkatan taraf sosial-ekonomi masyarakat desa. Jaringan irigasi yang banyak dibangun di daerah pedesaan untuk menunjang pembangunan pertanian menyimpan potensi tenaga air yang cukup besar untuk dimanfaatkan bagi PLTM.

Selain itu penerapan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk mengembangkan potensi tenaga air yang terdapat pada jaringan irigasi menjadi potensi tenaga listrik, dengan membuat pembangkit listrik tenaga mikrohidro pada bagian-bagian dari jaringan irigasi yang mempunyai potensi, dan menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan kepada masyarakat pemakai untuk dimanfaatkan bagi pengembangan potensi sosial-ekonomi desa (pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, keagamaan, pertanian,  peternakan, industri kecil/rumah, kerajinan, ketrampilan, perdagangan dan lain-lain).

III. PERSYARATAN  TEKNIS

1. Sistem pengelolaan jaringan irigasi cukup baik, sehingga pendistribusian air berlangsung secara  teratur sepanjang tahun.

2. Debit air yang diperlukan tersedia sepanjang tahun dan dapat dipenuhi oleh debit sungai rata - rata  pada musim kemarau.

3. Tinggi terjun yang cukup, yang bersama - sama dengan debit aliran menghasilkan potensi tenaga air  yang dinyatakan dengan daya sumber sebagai berikut :

Ps = ρ . g . Q . H

dimana :

Ps = daya sumber (W)

ρ = kerapatan massa air (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/dt2)

Q = debit aliran (m3/dt)

H   = tinggi terjun (m)

Potensi listrik tenaga mikrohidro dinyatakan dengan daya hasil :

Phη . Ps

dimana :

Ph =  daya hasil (W)

η =  effisiensi total PLTM (%)

4. Pembuatan PLTM tidak mengganggu sistem irigasi yang sudah ada, bahkan agar diusahakan adanya  peningkatan/perbaikan.

5. PLTM menggunakan teknologi tepat guna agar pembuatan, pengoperasian dan pemeliharaannya dapat  dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja setempat. 

IV. PERSYARATAN SOSIO-EKONOMIS

1. Potensi listrik tenaga mikrohidro yang ada merupakan sumber daya yang dapat menunjang pembangunan pedesaan. Potensi sosial-ekonomi desa yang dapat dikembangkan dengan adanya PLTM cukup besar.

2. Biaya pembuatan PLTM dapat ditanggulangi oleh usaha swadaya masyarakat, koperasi atau unit usaha swasta kecil dan menengah lainnya.

3. Usaha kelistrikan dari PLTM secara ekonomi dapat dipertanggung jawabkan, dalam arti potensi konsumen yang ada dapat menyerap produksi listrik yang dihasilkan dengan harga jual yang ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip pengusahaan.

Potensi sumber daya manusia yang ada dapat diharapkan untuk mengelola PLTM secara baik dan handal

V. CONTOH LAYOUT

clip_image002

VI. CONTOH DI LAPANGAN

clip_image004

clip_image005

VII. KESIMPULAN

1. Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable) perlu mendapat prioritas ekploitasi dan pemanfaatan secara komprehensif karena di Indonesia sumber daya tersebut sangat melimpah sebagai pengganti sumber energi lain seperti minyak bumi.

2. Pemanfaatan potensi tenaga air yang terdapat di jaringan irigasi irigasi dan sungai – sungai kecil di daerah pedesaan merupakan salah satu upaya penyediaan energi yang sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan di daerah pedesaan.

3. Penerapan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk mengembangkan potensi tenaga air yang terdapat pada jaringan irigasi menjadi potensi tenaga listrik, dengan membuat pembangkit listrik tenaga mikrohidro pada bagian-bagian dari jaringan irigasi yang mempunyai potensi.

4. Penerapan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di jaringan irigasi bertujuan untuk menunjang pembangunan pedesaan melalui peningkatan taraf sosial-ekonomi masyarakat desa. Jaringan irigasi yang banyak dibangun di daerah pedesaan untuk menunjang pembangunan pertanian menyimpan potensi tenaga air yang cukup besar untuk dimanfaatkan bagi PLTM

5. Pembangunan PLTM di jaringan irigasi perlu memperhatikan efek yang ditimbulkan terutama jika adanya gangguan terhadap pemenuhan debit untuk irigasi. Selain itu pemberdayaan masyarakat setempat harus dilakukan.

VIII. SARAN

1. Pada jaringan irigasi biasanya perbedaan ketinggian (head) relative kecil maka untuk menambah head dengan membuat bangunan – bangunan terjun.

2. Perlu ketelitian dalam perhitungan debit yang akan dialirkan sehingga tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan air untuk irigasi.

3. perlu pemberdayaan masyarakat setempat sehingga adanya ketergantungan dan rasa memiliki terhadap asset.

 

sumber : tugas psdat Magister Pengelolaan SDA ITB Bandung

Flickr Tags: ,,

0 comments:

Popular Posts