RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com —
Banjir bandang menerjang dua negara bagian di Brasil timur laut. Setidaknya 1.000 orang hilang dan sekitar 100.000 orang terpaksa mengungsi.
Banjir akibat hujan deras selama sepekan terakhir itu telah menewaskan 38 orang di Alagoas dan Pernambuco. Desa-desa habis tersapu banjir.
Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menggelar rapat kabinet, Selasa (22/6/2010), dan menyatakan bahwa pemerintah akan menyiapkan dana federal untuk membantu korban banjir yang kehilangan tempat tinggal mereka.
Gubernur Alagoas Teotonio Vilela Filho kemarin mengatakan, mayat-mayat korban hanyut dibawa banjir hingga ke pantai dan tepi sungai. ”Sampai Senin malam, kami telah mengonfirmasi 26 orang tewas di Alagoas dan lebih dari 1.000 orang hilang,” katanya.
”Kami berdoa bagi korban yang hilang agar ditemukan dalam kondisi hidup. Akan tetapi, kami mulai khawatir karena mayat-mayat mulai bermunculan di pantai dan tepi sungai,” ujar Vilela sebelum bertemu dengan Presiden Lula da Silva.
Pejabat lembaga pertahanan sipil di Alagoas mengatakan, Sungai Mundau meluap di kota Uniao dos Palmares sehingga menghanyutkan setidaknya 500 orang. Sebanyak 80 persen wilayah kota Quebrangulo di Alagoas dilaporkan terendam.
Sebuah jembatan di kota Vitoria de Santo Antao roboh diterjang banjir. Cuplikan gambar dari udara memperlihatkan banjir yang bergejolak menyapu seluruh kota.
Di Pernambuco, lima anggota dari sebuah keluarga tenggelam saat air naik terlalu cepat sehingga mereka tidak sempat menyelamatkan diri. Sebanyak 12 orang tewas di Pernambuco.
Kota hancur
”Sungai-sungai di Negara Bagian Pernambuco mengalir melalui Alagoas. Sungai-sungai tersebut meluap dan menghancurkan kota-kota,” kata Gubernur Vilela.
Dia menambahkan, banjir menyapu lebih dari 40.000 rumah, seluruh jembatan, jalan-jalan, dan jalur kereta api di 22 kota di Alagoas.
Lebih dari 58.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Alagoas dan lebih dari 42.000 orang mengungsi di Pernambuco.
Seorang penduduk setempat bernama Severina menuturkan, dia kehilangan semua harta miliknya akibat banjir. ”Tidak ada yang tersisa, tidak ada, tidak ada, tidak ada,” ujarnya.
Lebih dari 1.000 kilometer jalan terendam air sehingga menghambat penyaluran bantuan ke wilayah bencana. Tim penyelamat membawa orang-orang keluar dari wilayah bencana dengan helikopter. Angkatan Udara Brasil telah mengirim lima helikopter untuk keperluan tersebut.
Banjir bandang yang menerjang Brasil tahun 2009 menewaskan 44 orang dan menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal mereka di wilayah yang sama dengan bencana sekarang. (AFP/BBC/FRO)
0 comments:
Post a Comment