SHIPON LIGUNG
A. GAMBARAN UMUM
Siphon dibuat untuk mengalirkan air ke bawah melewati suatu penghalang (sungai, saluran atau jalan) tanpa merubah elevasi airnya. Siphon Ligung terletak di kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka, bangunan ini merupakan persilangan antara sungai Cikeruh dengan Saluran Induk sindupraja dari Bendung Rentang. Bangunan ini difungsikan untuk mengalirkan air sungai Cikeruh melewati bagian bawah Saluan Induk Sindupraja.
Bangunan Air siphon Ligung merupakan bangunan peninggalan belanda. Namun pada perkembanganya telah terjadi beberapa kali perbaikan dan rehabilitasi, terutama pada bagian hilirnya.
Gambar 2.14 Shipon Ligung
B. PERMASALAHAN DAN SOLUSINYA
Permasalahan yang dihadapi siphon Ligung ini adalah kerusakan pada bangunan air di sebelah hilir karena tidak mampu menahan debit sungai padaat banjir. Sebagaimana juga beberapa anak sungai Cimanuk lainya, debit sungai Cikeruh dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, sihngga bangunan yang ada tidak mampu lagi menahan daya rusak air [ada saat banjir.
Gambar 2.15 Kerusakan di Hilir Siphon
Untuk mangatasi hal tersebut maka perlu adanya perencanaan dengan kala ulang yang lebih besar, pelaksanaan dan pengawasan kontruksi yang ketat dan sesuai dengan spesifikasinya. Selain itu perlu juga dilakukan upaya konservasi di bagian hulu (catcment area) agar debit puncak yang terjadi di Sungai Cikeruh tidak lagi mengalami kenaikan.
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI
CIMANUK CISANGGARUNG
A. GAMBARAN UMUM
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, meliputi wilayah seluas 7.711 km2, yang melintasi batas administratif Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Daerah yang berada dalam wilayah sungai ini adalah:
1. Kabupaten Sumedang
2. Kabupaten Majalengka
3. Kabupaten Kuningan
4. Kota Cirebon
5. Kabupaten Cirebon
6. Kabupaten Indramayu
7. Sebagian Kabupaten Garut
8. Kabupaten Brebes
Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggarung terdiri dari beberapa daerah aliran sungai (DAS), antara lain DAS Cimanuk, Das Cisanggarung, DAS Cipanas-Pangkalan, DAS Sungai-sungai kecil yang mengalir ke laut Jawa sepanjang Pantura Cirebon-Indramayu (Ciayu).
Gambar 2.16 Peta DAS BBWS Cimanuk Cisanggarung
Secara topografi berdasarkan elevasi daerah Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggarung dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
± Elevasi diatas +700 dpl, yaitu daerah hulu dibagian selatan seluas 1000 km2 dikelilingi beberapa gunung api aktif di Kabupaten Garut dan Sumedang
± Elevasi +700 dpl - +50 dpl, yaitu daerah tengah seluas 1000 km2 dengan anak Sungai Cilutung dan Cipeles terletak di Kabupaten Sumedang dan Majalengka
± Elevasi dibawah +50 dpl, yaitu daerah hilir seluas 1600 km2 di Kabuapten Indramayu dan Kota Cirebon, yang merupakan daerah irigasi dengan luas lebih dari 100.000 ha.
Secara geologi Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggarung terdiri dari :
Batuan tertua adalah Oligocene dan Ninocene marine sedimen yang membentang selebar 10 – 25 km kerah barat utara melewati bagian tengah Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggarung, batuan ini terdiri dari claystone, marl, tuffaceous, sandstone, tuffbrecia, limesstone dan konglomerat.
Pada Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggarung terdapat 4 gunung berapi, yaitu Ciremai, Papandayan, Guntur, Galunggung. Gunung Tampomas di dekat Kabupaten Sumedang adalah gunung api muda, tidak aktif. Dan dibeberapa tempat terdapat gas alam seperti di Cikurai, Kendang, Kamojang, Kiamis dan Talaga Bodas.
Dilihat dari jenis tanahnya Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggarung terdiri dari :
Bagian hulu ± 32% adalah Reosol abu-abu hingga Regosol coklat abu-abu pada kedalaman sedang dan dalam bertekstur Loam hingga Sandy loam. Jenis lain adalah Latasol hunik pada gunung api tua (25%) bertekstur lempung berliat, serta Andosol 17% berupa tanah coklat dengan kedalaman sangat dalam bertekstur lempung.
Bagian tengah hampir 70% berupa tanah Latosol coklt tua bertekstur tanah lempung berliat (Clay loan) pada kedalaman yang dalam.
Bagian hilir ± 78% tanah Gley dan 18% alluvial, sisanya berupa tanah mediteran dan podzolik
B. TUPOKSI BBWS CIMANUK CISANGGARUNG
TUGAS :
Melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendaya gunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai.
FUNGSI :
(a) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai ;
(b) Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai ;
(c) Penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai ;
(d) Penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai
(e) Operasi dan Pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai ;
(f) Pengelolaan sistem hidrologi ;
(g) Penyelenggaraan Data dan Informasi sumber daya air ;
(h) Fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai ;
(i) Pemberdayaan Msyarakat dalam pengelolaan sumber daya air ;
(j) Pelaksanaan ketatausahaan Balai Besar Wilayah Sungai.
VISI
"Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia "
MISI
(a) Konservasi Sumber Daya Air yang Berkelanjutan;
(b) Pendayagunaan Sumber Daya Air yang adil untuk pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat yang memenuhi syarat-syarat kualitas dan kuantitas;
(c) Pengendalian Daya Rusak Air;
(d) Pemberdayaan dan Peningkatan Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Pemerintah dalam Pengelolaan dan Pembangunan Sumber Sumber Daya Air;
(e) Peningkatan Keterbukaan dan Ketersediaan Data serta Informasi dalamPembangunan Sumber Daya Air.
- PROGRAM KERJA
1. Pengelolan Sumber Daya Air
Program kerja pengeloaan sumber daya air ini bertujuan untuk memperbaiki keadaan hidro-orologi DAS Cimanuk, khususnya di DTA Waduk Jatigede, dilaksanakan kegiatan-kegiatan konservasi DAS secara intensif dan sinergis antara instansi terkait, seperti Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen PU, Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan kabupaten, sejalan dengan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA). Disamping itu dilaksanakan pula kegiatan Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) dan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL).
Agar dampak positif dari kegiatan GN-KPA di DTA Jatigede tersebut dapat diukur dan dipantau dengan baik, telah disepakati sub-DAS Cimanuk Hulu dan Sub-DAS Cikamiri, dipakai sebagai DAS Percontohan GN-KPA, dengan penekanan sebagai berikut :
- Sub-DAS Cimanuk Hulu, sebagai percontohan konservasi DAS dengan titik berat upaya teknik vegetatif
- Sub-DAS Cikamiri, sebagai percontohan konservasi DAS dengan titik berat upaya teknik sipil, dengan memanfaatkan Arboretum Mata Air Cimanuk di Legok Pulus (Desa Sukakarya, Kecamatan Semarang, Kabupaten Garut), sebagai pusat penelitian tanaman konservasi dan pelatihan petani, generasi muda dan pelajar.
Gambar 2.17 Peta Lokasi Konservasi
2. Pendayagunaan Potensi Sumber Daya Air
Dalam rangka pendayagunaan potensi sumber daya air, sesuai rencana induk PWS Cimanuk – Cisanggarung, di identifikasi 13 potensi waduk di DAS Cimanuk dan 12 potensi waduk di DAS Cisanggarung. Dari 25 potensi waduk tersebut baru waduk Jatigede yang telah selesai di desain dan saat ini sedadng dalam proses pembangunan fisik.
Mengingat penyediaan air baku dan air irigasi sudah sangat mendesak, maka pembangunan tampungan air dalam bentuk waduk, embung/situ atau long storage dalam berbagai skala prioritas utama, karena itu dalam Program Jangka Menegah (PJM) 2005 – 2009 BBWS Cimanuk – Cisanggarung, memprogramkan pembangunan dan rehabilitasi tampungan air berupa : Waduk di 3 lokasi, Embung/situ di 10 lokasi dan Longstorage di 7 lokasi.
Gambar 2.18 Peta lokasi pekerjaan BBWS Cimanuk Cisanggarung
D. POTENSI SUMBER DAYA AIR
1. KONDISI IKLIM
Curah hujan rata-rata di wilayah sungai Cimanuk-Cisanggarung berkisar 890-3.470 mm/thn dengan rician DAS Cimanuk 2.800 mm/thn, DAS Cisanggarung 2.700 mm/thn, DAS Pantura Ciayu 1500 mm/thn, dan DAS Cipanas-Pangkalan 1.700 mm/thn
Mulai tahun 1980an kondisi hidrologi di ws Cimanuk-Cisanggarung telah mengalami degridasi, yang ditampilkan oleh nilaikoef aliran yang naik secara signifikan yaitu tahun 1980an sebesar 0.58 menjadi 0.74 ditahun 2002.
2. KONDISI AIR PERMUKAAN
Potensi SDA di wilayah sungai Cimanuk-Cisanggarung ± 13.38 milyad m3/thn dan air tanah 0.9 milyad m3/thn. Dilihat dari jumlah cukup besar tetapi kalau dilihat dari distribusi waktu dan lokasi penyebaran, sangat tidak menguntungkan, untuk itu perlu manajement SDA guna mengatasi masalah ketersediaan air dalam jumlah, waktu, lokasi sesuai kebutuhan .
0 comments:
Post a Comment