Friday, 20 February 2009

Agak pilek

Besok presentasi kuliah Analisa Dampak Lingkungannya Mr. Dedy Maryadi, partneran ma mas Hamdan.
Tema yang diambil "Efisiensi Irigasi dengan budidaya padi metoda SRI". Belum jadi sih, baru mo nyusun bahan presentasi ma melengkapi tulisan. Tapi agak pilek nih, kayaknya mo sakit.
Tapi berhubung buat besok, dan tulisan ini menarik ya di paksain ngerjain juga.
kenapa tulisan ini menarik? menuruk akusih karena ini adalah pola pemikiran baru dalam budidaya pertanian. merupakan proses pembukaan wawasan dan pemecahan solusi bagi pertanian kita.
Air yang sudah semakin sedikit ketersediaanya, sangat perlu di hemat. Padahal kita tuh butuh pangan yang nota bene disediakan oleh petani. lha, padi itu butuh air, padi butuh banyak tapi air harus dihemat, lho piye iki?
kelihatanya seperti kontradiksi, seperti suatu yang tidak akan ketemu titik sambungnya. padahal ya tidak juga asalkan kita bisa membuka pikiran sedikit ya bisa juga. ga percaya? mungkin karena kmu pikir padi itu tanaman air jadi butuh air banyak, ya sama dengan petani kita...setelah sekian lama di bimbing oleh para Penyulus pertanian (yang sebenarnya sebagian besar dari mereka ga bertani) menganggap kalo padi itu adlah tanaman pertanian, makanya airnya terus diairi, di tambahi air dan digenangi setiap saat.
Padahal ya padi itu tanaman terestial (tanaman darat), hanya membutuhkan air lebih banyak. jadi tak perlu berlebihan dalam pemberian air. secukupnya saja. istilahnya macak-macak aja. asal ada air. dan hasilnya ternyata tanaman yang digenangi terus itu akarnya rusak dan pertumbuhanya tidak sesubur kalo airnya diberikan optimal sesuai keperluanya. pernah dengar kan padi gagal panen karena terendam banjir. itu buktinya. coba kalo padi itu tanaman air kayak eceng gondok gitu ya ga bakalan mati lah kalo terendam air...
dan hasilnya dengan SRI (System of Rice Intensification , kenapa ga disebut Rice Intensification system aja yah?) hasilnya jauh lebih banyak. apalagi kalo menggunakan pupuk alami kayak kompos gitu, ga perlu lagi deh tergantung pada pedagang dan produsen pupuk yang mendzholimi petani itu, semua ada di alam, kita tinggal pakai saja.
Itulah mungkin hasil pendidikan penyuluhan petani kita selama ini, semua diajari instan kita diajari agar tergantung pada pihak lain. dari mulai bibit, harus beli bibit pabrik, pupuk harus beli pupuk yang jumlahnya macam2 itu (itu mahal langka lagi), traktor harus beli (padahal dengan kerbow itu hasilnya lebih bagus), pestisida dan herbisida (padahal semuanya racun kimia yang akan diseraop tanaman dan dimakan oleh kita-kita selama bertahuntahun lamanya, hitunglah berapa jumlahnya di dalam tubuh kita sekarang), padahal ya bila semuanya alami dan bisa dilakukan dengan lebih berwawasanlingkungan maka hasilnya pasti lebih sehat,lebih baik dan lebih banyak.
kamu tertarik? coba aja search di internet pengetahuan tentang pola tanam SRI ini, pasti menarik deh. .. tapi kenapa kurang menarik petani melakukan metoda ini? karena petani kita sudah diajari serba nyatai serba gampang, tak perlu mikul kompos ke sawah, tak perlu cape cape melihara tanaman penyubur tanah, tak perlu menjaga hewan musuh alami hama dan tak perlu susah2 mikirin kenapa harus mencoba metode baru, kali yeee... :)

0 comments:

Popular Posts